Serangan Jantung, Setelah Liburan Akhir Tahun Usai(Suara Pembaruan 7/1/07-thanks utk mbak oya..)

oleh dr. M. Yusuf Suseno

Bersyukurlah kalau Anda bisa selamat melewati liburan Natal dan Tahun Baru kemarin. Karena menurut penelitian dokter Philips yang dimuat Circulation 2004 ternyata puncak kematian di Amerika akibat kelainan jantung ada di hari istimewa umat kristiani ini, yakni Natal dan Tahun baru.

Tapi penyebabnya jelas bukan karena semata-mata tanggal 25 Desember dan 1 Januari. Buktinya adalah pola serangan jantung di negara-negara yang berpenduduk muslim. Penelitian dari Kuwait yang dipublikasikan dalam European Journal of Epidemiology bulan Maret 2006 menghasilkan data kalau angka serangan jantung di hari-hari sekitar hari Idul Fitri di sana pun meningkat tajam. Nah, bagaimana dengan liburan akhir tahun 2006 lalu di Indonesia, dimana ada Natal, Idul Adha, dan Tahun Baru? Kalau saja dilakukan pendataan yang baik, mungkin saja terjadi peningkatan serangan jantung di Indonesia.

Pertanyaannya adalah, mengapa justru di saat hari raya dan liburan serangan jantung meningkat? Sayangnya tidak ada penelitian yang bisa menjawab dengan pasti. Padahal dengan mengetahui penyebabnya, maka dari sanalah tindakan pencegahan bisa dilakukan. Bukankah ini berarti hal yang sama bisa terjadi saat hari-hari libur lain? Berikut beberapa analisa dari para ahli mengenai fenomena tersebut.

Penyebab pertama yang harus dipikirkan adalah dugaan keterlambatan mencari bantuan medis saat liburan dan perayaan hari raya. Bukankah tidak nyaman saat Anda harus meninggalkan sebuah pertemuan keluarga, acara keagamaan, makan malam yang romantis atau sore yang cerah di pantai bersama anak-anak hanya semata karena sedikit rasa tidak enak di dada?

Padahal sekitar 25% serangan jantung tidak memberikan gejala yang khas dan berat. Kadang hanya sekadar nyeri ulu hati, atau rasa tidak nyaman yang tidak spesifik. Dan lain dengan penyakit kanker, pada kasus serangan jantung, keberhasilan terapi bisa sangat berbeda dari menit ke menit. Otot jantung yang tidak mendapatkan aliran darah hanya dalam waktu 30 menit dan yang harus ”puasa” hingga lebih dari 6 jam, akan sangat berbeda nasibnya.

Dokter Meine di Annals of Internal Medicine tahun 2005 juga menyimpulkan bahwa kematian pada pasien serangan jantung yang masuk rumah sakit selama masa libur Natal dan Tahun Baru ternyata lebih tinggi dibanding bulan lain. Mula-mula dicurigai kalau hal ini adalah akibat adanya pengurangan dokter ahli selama musim liburan tersebut. Tetapi meskipun telah dilakukan penanganan sesuai prosedur, toh angka kematiannya tetap lebih tinggi dari yang diharapkan.

Dokter Meine mengajukan hipotesa bahwa kemungkinan pasien yang datang ke rumah sakit di masa liburan, biasanya datang dalam kondisi yang lebih buruk dibanding bulan lain. Jadi s, jangan pernah menunda perjalanan ke Unit Gawat Darurat(UGD) rumah sakit bila terasa ada yang salah dengan diri Anda. Hal ini tetap berlaku meskipun Anda tengah menikmati liburan sekalipun!

Penyebab kedua tingginya angka kematian akibat kelainan jantung di masa liburan adalah berubahnya pola makan. Bagi sebagian dari kita yang seharusnya menjaga menu makanan, seperti diabetisi dan penderita hipertensi, hidangan di liburan akhir tahun bisa jadi akan sangat menggoda. Mulai dari kue natal, gulai kambing, berbagai menu yang di hari biasa tak akan muncul di meja. Semua itu membebani jantung. Memaksa tubuh bekerja ekstra keras. Apalagi jika selama liburan Anda mengurangi kegiatan berolah raga. Coba deh Anda cek kembali tekanan darah, kadar gula, dan kolesterol. Siapa tahu efek liburan akhir tahun masih menyisakan masalah.

Penyebab ketiga adalah ikut berliburnya dokter langganan Anda. Bukankah dokter juga manusia, dan karenanya berhak untuk berliburan? Karena itu, jangan biarkan janji dengan dokter Anda batal begitu saja. Kalau perlu ajukan pertemuan tersebut beberapa hari sebelum dokter anda berlibur. Bagaimana jika Anda yang berlibur keluar kota? Sebaiknya Anda meminta keterangan tertulis tentang kondisi kesehatan terakhir Anda kepadanya. Ada perbedaan yang cukup bermakna jika seorang dokter UGD mendapatkan data riwayat penyakit terdahulu dari seorang pasien dibanding tanpa data sama sekali. Hingga diharapkan saat Anda datang ke UGD, dokter jaga akan bisa segera menangani dan mengkonsulkan Anda ke dokter ahli yang lain tanpa banyak hambatan.

Keempat, kelelahan dan lupa minum obat. Perjalanan liburan yang memakan waktu akan sangat mempengaruhi daya tahan tubuh. Kebahagiaan bertemu keluarga dan kekasih akan membuat Anda merasa sangat sehat hingga melupakan obat tekanan darah tinggi dan diabetes. Karena itu, meski dalam kondisi apapun, tetaplah rutin meminum obat. Kelima adalah stres. Liburan memang bisa sangat membahagiakan. Dan rasa bahagia baik untuk jantung. Tetapi tekanan mental yang terjadi akibat perjalanan luar kota yang macet dan melelahkan, menipisnya tabungan karena pengeluaran berlebih, keharusan memikirkan tagihan kartu kredit yang membengkak, kesulitan beradaptasi dengan lingkungan baru, dan keengganan bertemu dengan mertua yang galak akan membebani jantung Anda. Semua itu akan meningkatkan kadar katekolamin dalam darah, merangsang aktifitas saraf simpatis, meningkatkan denyut jantung, dan menyempitkan pembuluh darah. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen dari otot jantung. Mulailah episode nyeri dada yang berujung pada serangan jantung.

So, adakah sesuatu yang bisa dilakukan awal tahun ini untuk mengetahui resiko serangan jantung bagi Anda setelah liburan akhir tahun berlalu? Tentu saja ada. Ukurlah lingkar pinggang Anda. Silakan ambil seutas tali lantas lingkarkan di pinggang, kurang lebih pertengahan di antara tulang rusuk dan tonjolan tulang panggul. Jangan terlalu ketat, dan ukurlah saat menghembuskan napas. Berapa lingkar pinggang Anda?

Kalau lingkar pinggang Anda melebihi 90 cm bagi pria dan 80 cm bagi wanita, maka sebaiknya Anda mulai waspada. Karena Anda telah mengidap sindroma metabolik, dan tubuh Anda membutuhkan perhatian ekstra.
Sindroma Metabolik ini terbukti menjadi faktor resiko signifikan terhadap kematian akibat serangan jantung dan stroke. Ia terdiri dari ukuran lingkar pinggang yang di atas normal, kadar trigliserida yang tinggi (≥150 mg/dL), kadar kolesterol HDL yang rendah, tekanan darah > 130/85, dan kadar glukosa darah puasa ≥ 110 mg/dL. Apabila terdapat tiga dari lima kriteria di atas, maka Anda telah terkena sindroma ini. Dan ini berarti Anda memiliki resiko menderita penyakit jantung koroner hampir 4 kali lipat dibanding seseorang tanpa sindroma metabolik.

Berikut tips yang bisa Anda lakukan untuk menyingkirkan sindroma metabolik dari hidup Anda dan menjauhkan serangan jantung di tahun 2007 ini. Mulai hari ini, rubahlah gaya hidup Anda. Anda hobi makan? Kalau ya, ambilah makanan yang sehat, rendah lemak, cukup karbohidrat dengan banyak serat. Ikan, buah dan sayur adalah menu utama yang baik. Sepadat apapun jadwal Anda, jangan lupa untuk berolah raga minimal 30 menit sehari selama 5 hari dalam seminggu. Dan pilihlah untuk berkeringat dengan menaiki tangga di kantor daripada godaan untuk naik lift. Saat teman sekantor berkata, ”Rokok?” Katakan,”Maaf, tidak untuk tahun ini.” Yang terakhir, seberat apapun beban hidup di hari-hari mendatang, jangan lupa untuk tersenyum dan tertawa. Kebahagiaan terbukti menurunkan resiko serangan jantung.

Ok. Anda siap menempuh hari-hari baru di tahun 2007? Silakan lakukan regular check-up, dan terapkan pola hidup sehat fisik dan mental agar Anda jauh dari bahaya serangan jantung di tahun 2007. Sukses untuk Anda.

2 Tanggapan

  1. Untuk dapat mewaspadai serangan jantung, nyeri dada seperti apa yang harus segera ke UGD. Trim

  2. Nyeri dada yang khas untuk serangan jantung biasanya terasa meremas, menekan, seperti ditimpa beban berat di dada. Kadang juga terasa seperti terbakar. Lokasi biasanya di dada sebelah kiri, menjalar ke lengan kiri dan dagu. Sering berhubungan dg stress fisik maupun mental. Bisa juga berkurang dengan obat tertentu seperti nitrat. Tetapi perlu diingat, tidak semua khas seperti ini. Terutama pada pasien dengan diabetes dll.

Tinggalkan komentar