Leon

tengah malam, habis nonton LEON.
sebuah film lama yang pertama kutonton lebih dari 10 tahun lalu.

200px-leon_poster.jpg

tentang seorang lelaki buta huruf bernama Leon(Jean Reno)  yang hidup hanya bersama sebuah tanaman hias selama bertahun-tahun, dan berprofesi sebagai pembersih. the cleaner.
dan ia memang sungguh bersih melakukan pekerjaannya. ia pembersih manusia. pembunuh bayaran. seorang pro. seseorang yang hidup dengan irama monoton selama bertahun-tahun.
lantas semua berubah saat ia membuka pintu apartemennya untuk Mathilda(Natalie Portman), seorang gadis kecil 12 tahun yang seluruh keluarganya dibunuh oleh polisi khusus narkotika (DEA), Stansfield dkk(Gary Oldman).
mathilda menganggap leon adalah lelaki sejati, seseorang yang akan bisa membantunya membalas dendam. mathilda jatuh cinta. tapi cinta di sini jauh dari masalah seksual, selain kadang ’intermezo’ mathilda yang dalam masa pubernya ingin bereksplorasi secara seksual, dan tak pernah ditanggapi leon.
leon tercerabut dari dunianya, memasuki dunia baru yang berwarna.
lantas datanglah hari yang paling bahagia.
hari setelah leon terpaksa menyerbu markas DEA untuk menyelamatkan mathilda yang nekat hendak membalas dendam.
malam itu mathilda mengenakan gaun pembelian leon, lantas ia memaksa leon tidur di kasur, meluruskan kakinya, mengatur agar tangan leon yang kaku memeluknya.
meninggalkan kebiasaan puluhan tahunnya yang selalu tidur di atas kursi dengan setengah mata terbuka.
inilah malam paling membahagiakan bagi leon. malam dimana ia bisa tidur nyenyak hingga mendengkur.
saat esoknya ia memaksa mathilda pergi karena apartemen mereka diserbu polisi, ia berkata, ”kau tak usah khawatir. aku akan hidup. inilah saatnya aku sungguh merasa ingin meneruskan hidup.”
sesuatu yang tak pernah ia miliki selama bertahun-tahun.
dari leon aku kembali belajar bahwa hidup selalu akan berubah.
meski hanya semata karena membuka pintu.
bersiaplah.
leon.jpg