
“Amal yang tidak kausadari” adalah amalmu yang kau yakini dibimbing dan kau lakukan hanya atas kebaikan Allah. Bahwa dengan segala dosa dan keburukan hati ternyata Allah masih menakdirkan kau melakukannya. Saat itu kau sungguh yakin bahwa tanpa Allah, niscaya amal itu tidak akan kau lakukan.
“Amal yang tidak berarti di matamu” ialah amal yang tidak kaujadikan sandaran untuk meraih sebuah keinginan, seperti keinginan untuk bisa sampai kepada Allah dan dekat dengan-Nya atau keinginan mendapatkan derajat dan kedudukan tinggi, atau surga sekalipun.
Bahkan, kau masih memandang amal itu kurang sempurna dan tidak terbebas dari cacat yang membuatnya sulit diterima Allah.
Disadur dari Al Hikam oleh Syaikh Ibnu Atha’illah, dg syarah Syaikh Abdullah Asy-Syarqawi Al Khalwati.
Filed under: perjalanan |
Tinggalkan Balasan