Posted on Maret 28, 2017 by dokterpenulis
Tidak ada kebahagiaan dan keselamatan bagimu, hingga engkau lebih mementingkan Dia daripada selainNya.
Tidak ada kebahagiaan dan keselamatan bagimu, hingga engkau lebih mementingkan agama daripada syahwatmu, akhiratmu daripada duniamu, dan Penciptamu daripada mahluk sesamamu.
-Syekh Abdul Qadir Al Jailani, 14 Rajab 545 H-
Filed under: perjalanan | Leave a comment »
Posted on Maret 28, 2017 by dokterpenulis
Aku mengucapkan syahadat tiap kali shalat. Laa Ilaaha Illallah. Tiada Tuhan selain Allah.
Tapi berapa berhala yang kutaruh dalam hatiku? Banyak sekali. Aku sering menyembah mereka dan melupakan Allah.
Uang, tabungan, asuransi, pasien, orang lain, istri, bos di kantor, semua sering kujadikan berhala. Semuanya sering mengalahkan Allah dalam hidup.
Berapa kali kuabaikan pangggilan adzan demi pekerjaan? Tak terhitung.
Berapa kali kutahan dompetku karena takut kekurangan? Tak terhitung.
Ya Allah. Ampuni aku menjelang hari kematianku.
Filed under: perjalanan | Leave a comment »
Posted on Maret 15, 2017 by dokterpenulis
Bismillah. Ini amanatku pada diriku dan keluargaku.
- Mengucapkan Bismillah setiap akan melakukan apapun. Kita tidak belajar semata agar lulus menjadi yang terbaik. Kita tidak bekerja hanya untuk mencari uang dan pengakuan. Tapi kita belajar agar menjadi orang yang berilmu dan bermanfaat untuk sesama. Kita bekerja untuk membantu dan menolong orang lain agar kita diringankan di Hari Perhitungan. Kita hidup untuk sesuatu yang lebih luhur, lebih mulia dari sekedar mencari dunia yang hina. Yang terpenting, kita akan niatkan segala sesuatu yang akan kita lakukan di dunia untuk mencari bekal hidup setelah mati yang pasti. Kita melakukan segala sesuatu karena dan untuk mencari ridha Allah.
- Berusaha ingat Allah sepanjang waktu. Kita selalu merasa diawasi oleh Allah. Allah Maha Tahu bahkan isi hati kita yg terdalam. Tak ada ruang untuk segala niat buruk karena kita malu pada Allah yang Maha Melihat.
- Sering-sering mengingat mati. Agar kita tak melakukan hal-hal yang dimurkai Allah. Agar kita tak berlebihan dalam makan, tidur, dan bicara. Agar kita banyak beramal sholeh. Maut bisa datang sewaktu-waktu. Tak menunggu tua. Tak menunggu sakit. Tak menunggu siap. Berbuat baik pada siapapun. Siapa tahu hari ini hari terakhir kita bertemu mereka.
- Ketika dalam posisi mengambil pilihan apapun, kita akan mengambil keputusan yang membuat hati lebih tentram di Hari Perhitungan nanti. Keputusan yang akan membuat kita sekeluarga tersenyum di hari yang sangat berat itu.
- Bersyukur atas segala sesuatu. Kita sudah diberi banyak hal lebih dari yang dibutuhkan. Kita akan lebih banyak bersyukur atas nikmat Allah yang tak terhitung. Dzikir ‘Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah’ adalah kunci kebahagiaan di masa sulit. Bacalah dengan penuh rasa syukur pada Allah yang sudah memberi kita sehat di saat ada saudara kita yang tak bisa lepas dari selang oksigen. Memberi kita keluarga di saat ada orang lain hidup sebatang kara.
- Ketika hari terasa berat, apapun tetaplah shalat. Tetaplah berdzikir. Tetaplah mengaji Al Qur’an. Kalau suami dan ayahmu ini meninggal satu hari nanti, berdoalah untukku setiap selesai shalat 5 waktu. Pendek saja tak apa. Kalau sempat, kirimilah Al Fatihah sekali waktu, agar aku tak mengais-ngais doa dari umat muslimin.
Itu saja.
Semoga Allah memberi petunjuk dan ampunan pada keluarga kita di hari yang perhitunganNya sangat keras nanti. Aminn.
15 Maret 2016.
m.y.s.
Filed under: perjalanan | Leave a comment »