Dua Sajak Lama Bertahun Lalu. Kenapa Aku Tak Bisa Menuliskannya Lagi?

Mungkin Suatu Hari Aku Akan Datang Padamu

mungkin suatu hari aku akan datang padamu
masih gondrong, dengan suara motor menderu
kucium anakmu satu-satu
sedikit iri, kusalami suamimu
kupandang wajahmu, duh kangen yang senantiasa
+wah hidupmu bahagia
-alhamdulillah, kapan kau kawin?-
+nggak ada yang mau sama pecundang-
kau tertawa
-cuti ya?-
+ya, cuti panjang sekali-
(memang aku baru seminggu terima surat phk)
lantas kuculik putri bungsumu buat jalan2 di taman kota
ia persis kau di waktu muda
mandiri, ceriwis, pemarah juga
tiba-tiba terasa aku harus pergi
-kok cepat2 mau kemana lagi?-
+nggak kemana-mana masih saja di bumi-
kau tersenyum
lantas kutinggalkan kotamu
mau kemana lagi?
entah
tuhan di langit diam saja
kau kawin, beranak dan berbahagia
aku juga bisa, pikirku
berhenti di telpon umum, kujual motor tuaku, harga diri
aku kawin, kerja, beranak, dan kata orang : berbahagia
tiap kali kupandang langit, gunung dan jalan raya
terasa maut menunggu di pojok kamar mandi
so, tak pernah aku berhenti
kusongsong ia kemana aku pergi
motor menderu, udara subuh dingin membeku
impian berlari sepanjang jalan

semarang juni1996

–00–

Ya. Aku Datang Padamu

aku datang padamu
diiring dua perempuan
menatapmu nanar
digetari juta kenangan
pingin bilang : ternyata enak juga kawin dan beranak.
sedang bahagia?
mungkin
+masih berlari?
-ya. menuju mati-
+terus bermimpi?
-apa itu sungguh berarti?-
ah, akhirnya aku telah datang padamu
sekali lagi, sebenarnya cuma pingin bilang : selamat kawin, beranak dan berbahagia!

grabag, 19 april 2003