Memiliki Kehilangan

Hari2 ini aku mencoba melepas sesuatu dari dalam diri. Ketakutan akan kehilangan.
Kegelisahan dari rasa memiliki yang berlebihan.

Memiliki masa depan, masa lalu, karir, apapun..
Tuhan berkali-kali bicara padaku lewat berbagai pertanda, dan kemarin2 aku masih saja mengacuhkannya.
Kini, lewat berbagai pertemuan, Ia kembali mengingatkanku.

Bahkan sebenarnya sepuluh tahun, saat masih menjadi dokter umum, aku pernah menuliskannya..

kalau kau tak pernah benar-benar merasa memiliki, kau takkan kehilangan.
itu termasuk masa lalu, masa depan, tubuh gagahmu, karir, jiwa, apapun.
semua bukan milikmu. milik Sesuatu yang Tak Terperi.
dan kau tak pernah kehilangan apapun.

Lalu kemarin, aku melakukannya kembali.
Dan itu bukan berarti tak berharap dan tak berdoa, namun aku hanya melepaskan rasa memiliki yang tak sesuai porsinya..

Tuhanku, kau benar.

Segala milikMu, kembali padaMu..

Dieu, now, I’m surrender to You. Absolutely.
Jika masa depan itu memang milikku, ia akan datang padaku. Jika tidak, tak segala upaya bisa mendatangkannya..

*judul diambil dari lagu Letto.

Sick of This Life… (Dead Horse by Guns N’ Roses)

Sick of this life
Not that you’d care
I’m not the only one with
whom these feelings I share

Nobody understands, quite why we’re here
We’re searchin’ for answers
That never appear

Satu hari di masa lalu, aku pernah benar2 menyukai lagu ini.
Entah kenapa, tiba2 pagi ini aku bangun dengan rasa ingin mendengarnya kembali.

Maybe it’s because these weeks several thing happen, and sometimes it makes me sick of this life… I’m tired…

Dead Horse, Guns N Roses

Sick of this life
Not that you’d care
I’m not the only one with
whom these feelings I share

Nobody understands, quite why we’re here
We’re searchin’ for answers
That never appear

But maybe if I looked real hard I’d
I’d see your tryin’ too
To understand this life,
That we’re all goin’ through
(Then when she said she was gonna like
wreck my car…I didn’t know what to do)

Sometimes I feel like I’m beatin’ a dead horse
An I don’t know why you’d be bringin’ me down
I’d like to think that our love’s
worth a tad more
It may sound funny but you’d think by now
I’d be smilin’
I guess some things never change
Never change

I met an old cowboy
I saw the look in his eyes
Somethin’ tells me he’s been here before
‘Cause experience makes you wise
I was only a small child
When the thought first came to me
That I’m a son of a gun and the gun of a son
That brought back the devil in me

Sometimes I feel like I’m beatin’ a dead horse
An I don’t know why you’d be bringin’ me down
I’d like to think that our love’s
worth a tad more
It may sound funny but you’d think by now
I’d be smilin’
I guess some things never change
Never change

I ain’t quite what you’d call an old soul
Still wet behind the ears
I been around this track a couple o’ times
But now the dust is startin’ to clear
Oh yeah!!!

Sometimes I feel like I’m beatin’ a dead horse
An I don’t know why you’d be bringin’ me down
I’d like to think that our love’s
worth a tad more
It may sound funny but you’d think by now
I’d be smilin’
Ooh yeah, I’d be smilin’
No way I’d be smilin’
Ooh smilin’

Sick of this life
Not that you’d care
I’m not the only one
With whom these feelings I share

Here’s the link

For A Reason..

Tidak ada yang kebetulan.

Kalimat ini pertama kali dikatakan ‘guru’ saya beberapa tahun lalu. Dan hingga pagi ini saya meyakininya.
Karena itu, dibalik segala sesuatu yang terjadi, pasti ada beberapa alasan kenapa perjalanan hidup saya ‘dibelokkanNya’ ke Purwokerto. For more than one years..
Atau sebenarnya ini bukan pembelokan? 🙂

Lantas jika di kemudian hari saya meninggalkan kota ini karena menemukan jalan lain untuk ditempuh, pastilah ada tujuan lain, yang diinginkan Tuhan dalam hidup.

Karena saya yakin bahwa setiap manusia itu unik dan memiliki tempatnya di alam semesta. Tersendiri. Tak tergantikan. So, there must be a reason..

Terima kasih pada mbak Riana, juga suara-suara ramai dalam hati yang telah menginspirasi tulisan ini, bahkan menjadi sumbernya..
Saya mohon ijin untuk membaginya pada yang lain.
Insya Allah bermanfaat.. Bukankah seperti yang kau bilang, kita semua terhubung mbak?

Lagu ini kupersembahkan pada semua orang, semua peristiwa, yang sengaja ataupun tidak telah menjadi ‘guru’ dalam hidup.

Terima kasih karena telah memupuk, menyiram, memotong daun2 layu saya (meski kadang itu sakit 🙂 ), dan juga menjadi matahari-matahari, bahkan menjelma mercusuar dan pelita..

Kristin Chenoweth, “For Good”

I’ve heard it said
That people come into our lives for a reason
Bringing something we must learn
And we are led
To those who help us most to grow
If we let them
And we help them in return
Well, I don’t know if I believe that’s true
But I know I’m who I am today
Because I knew you…

Like a comet pulled from orbit
As it passes a sun
Like a stream that meets a boulder
Halfway through the wood
Who can say if I’ve been changed for the better?
But because I knew you
I have been changed for good

It well may be
That we will never meet again
In this lifetime
So let me say before we part
So much of me
Is made of what I learned from you
You’ll be with me
Like a handprint on my heart
And now whatever way our stories end
I know you have re-written mine
By being my friend…

Like a ship blown from its mooring
By a wind off the sea
Like a seed dropped by a skybird
In a distant wood
Who can say if I’ve been changed for the better?
But because I knew you

Because I knew you
I have been changed for good
And just to clear the air
I ask forgiveness
For the things I’ve done you blame me for

But then, I guess we know
There’s blame to share
And none of it seems to matter anymore

Like a comet pulled from orbit
As it passes a sun
Like a stream that meets a boulder
Halfway through the wood

Like a ship blown from its mooring
By a wind off the sea
Like a seed dropped by a skybird
In a distant wood

Who can say if I’ve been
Changed for the better?
I do believe I have been
Changed for the better

And because I knew you…
Because I knew you…
I have been changed for good…

Akhir dan Awal Segala

Hari-hari Lebaran adalah masa ketika kita pulang. Secara lahiriah, wadag, maupun batiniah, hati.

Ya, sayapun pulang ke ceruk masa lalu di Semarang. Menelusuri kota lama, nyekar di Kendal, dan tak lupa, menata ulang tumpukan buku di rak yang berdebu. Di sanalah jejak2 itu tersimpan.

Dari lemari tak terurus itulah saya sadar, betapa lebih dari 20 tahun lalu (saat itu masih SMP) sebenarnya Allah telah menyiapkan beberapa hal untukku. Allah mendorongku membaca buku-buku Al Ghazali, juga menyentuh (meski secara superfisial) ajaran ilmu tasawuf dari berbagai sumber.

Surrender. Pasrah. Tawakkal. Salah satu kunci terbesar dalam hidup yang selama ini pelan terlupa.

Dari salah satu buku terbaca ulang doa Ibnu Taimiyah saat ia dipenjara dan didholimi. (yang ternyata adalah HR. Al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Anas).

Dan mulai hari ini, doa itu akan terus mengisi hidup. Menjadi salah satu titik awal dari segala sesuatu.

“Ya Allah hidupkanlah aku apabila kehidupan itu lebih baik bagiku. Dan matikanlah aku apabila kematian itu lebih baik bagiku. ”

Kulanjutkan dengan doa versiku sendiri :

“Ya Allah kupasrahkan segala sesuatu dalam hidupku kepadaMu. Engkau Maha Mengetahui, sedang aku tak tahu apa-apa.. ”

Dari sanalah kuputuskan untuk mengakhiri segala kegelisahan, dan mengawali hidup baru. Yakni dengan percaya, bahwa Allah selalu bersama. Membimbing. Memberi yang terbaik. Mendorongku untuk pantang menyerah, namun di saat yang sama menyerahkan keputusan akhir padaNya. Dalam keluarga, karir, masa depan, apapun.

Hari ini pula aku berdoa bagi kesembuhan guru dan mentorku, dr Jatno Karjono SpJP di Surabaya, yang percaya bahwa aku akan tumbuh di manapun saya ditanam. Berbunga meski di tanah yang keras sekalipun.

Terima kasih atas segalanya Guru. Terima kasih karena telah menjadi sumber inspirasi. Ngaturaken sugeng riyadi..

Terakhir, akhirnya kalimat dalam film Fearless kembali terngiang.

Everything is arranged. Everything is wonderful..