Hujan dan Surat Kecil Mengetuk Jendela

Satu hari, seorang perawat menyodorkan amplop kecil.
“Dari keluarga almarhum pasien Dok.”
Terlintas di kepala tentang complain dari keluarga pasien pada dokter lain karena pasien mereka meninggal.
Membuat saya enggan membuka saat itu juga.
Saya tersenyum, berterimakasih, lupa. Atau sengaja lupa.
Bersembunyilah amplop putih itu di dalam tas. Berhari-hari.

Hingga datang hari lelah itu.
Hari dimana saya hampir-hampir membenci diri saya sendiri.
Hari saat saya merasa tidak cukup baik menjadi dokter.
Hari dimana saya berpikir untuk membuka toko kelontong saja.
Ah, mungkin ini saatnya saya mendapat hukuman.
Amplop putih itu.

Ternyata isinya sepucuk surat kecil.
Yang menjadi hujan deras di siang terik.
Butir-butir hujan yang mengetuk, memukul, menempel di dinding jendela.

Ah, betapa saya membutuhkannya.
Terima kasih..
IMG_2936