
Kita sering kuatir nanti kalau kita mati nasib anak, istri atau suami, dan nasib pasien2 kita bagaimana. Kata Guru, itu tanda tauhid yang masih kelas rendah. Bahkan di sana tersirat kesombongan seorang makhluk di hadapan Yang Maha Memelihara.
Dunia akan tetap jalan meski kita mati saat ini juga.
Kita ini nggak ada artinya bro!
Dan Allah masih dan akan selalu merawat makhluk-makhlukNya. Termasuk keluarga, pasien2, dan siapapun yang kita kuatirkan kalau kita menemui ajal.
Bahkan bisa saja mereka mendapat bapak yang lebih baik, istri atau suami yang lebih baik, juga dokter yang lebih baik.
Urus saja apa yang harus kita urus menghadapi mati yang pasti.
Itu saja.
Lik Juli, 14 Agustus 2020.
Filed under: perjalanan |
Tinggalkan Balasan