Perjalanan ke Surabaya. Subuh kesekian.
Bangun dari mimpi di kereta Bima. Mimpi yang entah mengapa.
Menatap diri di cermin kamar kecil kereta.
Buram. Wajah menua.
Terguncang rel. Ribuan kilometer.
Dan baru kini tersadar beberapa hal.
Aku ingat saat masih resident putaran interna di Surabaya. Bertahun lalu.
Pada seorang lelaki seusiaku kini, 36 th, yg menderita sirosis hepatis.
Ia baru saja selesai S2 Unair, begitu gagah, namun tiba2 harus masuk RS karena ascites.
Perut yang membesar, berisi cairan karena kekurangan albumin.
Unfortunately, I couldn’t save him. He died.
Mengingatnya membuatku berpikir, kalau apapun yg terjadi pada diriku saat ini, tak seharusnya aku mengeluh.
At least, I’m alive.
Bisa sekolah lagi. Diberi keberanian menapak jalan mimpi2.
Juga banyak hal lain yg lupa kusyukuri.
Sangat banyak bahkan.
Termasuk surat dari kekasih setiaku, Cinta.
Ya Allah, ampuni hambaMu yang pandai mengeluh ini…
Filed under: perjalanan |
so sweet dok… anak-anak yang pintar
wah mbrebes mili mripatku nek eling selalu saja ngarep sing apik2 lan lali nyukuri sing wis dimiliki