Really proud…

Hari ini, kedua bidadari kecilku, Cinta dan Lintang menyelesaikan puasa penuh mereka. Hingga adzan magrib.

Sebenarnya Cinta sudah memulai puasa Ramadhan sehari penuh tahun lalu, namun tetap saja aku bangga padanya.
Seingatku, saat aku kelas 4 SD dan belum genap 9 tahun, sangat jarang aku dengan sadar bertahan hingga magrib.

Di saat libur puasa, aku lebih senang bertelanjang kaki mengejar kereta tebu yang bergerak pelan, melolos batangnya (mencuri sih sebenarnya 🙂 ), lantas lari saat pengawas memakiku. Kemudian diam-diam, bersama Din, teman sepermainanku yang pernah jadi TKI di Malaysia, menggigiti kulit dan memamah batangnya yang manis di tengah sawah berlatang senja..

Apalagi saat aku seumur Lintang, yang kini baru masuk kelas 1 SD dan belum pula 7 tahun. Di usia semuda itu, ia dengan sadar menahan lapar dan haus yang tentu saja sangat menguji. Sore kemarin aku pulang dari RS dan memeluknya. Ia baru saja bangun tidur saat kutanya, “Lapar nduk?” Ia menggeleng lemah. Lintang diam-diam telah memiliki kebijakan untuk tidak mengulang pikiran “lapar” dalam kepalanya, agar rasa lapar itu bisa ditaklukkannya.

Dalam banyak hal, mereka jauh lebih baik dibanding aku. Cinta telah pula menyelesaikan berbagai novel. Bahkan yang terakhir, Hafalan Surat Delisa karya Tere Liye, sebuah buku yang diberikan mahasiswa FK Unsoed untukku, dihabiskannya hanya dalam 2 hari. Dua hari yang berderai air mata..

Really proud of you girls..

Terima kasih ya Allah. Begitu banyak nikmatmu yang kulupakan…

Satu Tanggapan

  1. terharu….
    buku Hafalan Shalat Delisa memang masih jadi buku terbaik Tere Liye yang saya baca

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: