Jika seseorang berbicara pada kita tentang bonus, terutama jika dengan huruf besar, BONUS, apa yang pertama kali kita pikirkan?
Uang tambahan. Kenaikan gaji. Promosi.
Yeah. That’s right. Karena aku juga. Tapi setelah kupikir ulang, menurutku seharusnya kita tidak boleh hanya berpikir, atau berhenti di sana. Setidaknya, jika aku berkaca dari hidupku.
Beberapa tahun lalu, banyak orang berkata, bahwa hidupku saat itu adalah kesempatan kedua. Nyowo serep. Nyawa cadangan.
Alasannya adalah karena Allah masih menghendaki aku hidup setelah sebuah kecelakaan tragis yang sempat membuatku amnesia. Kecelakaan yang sama juga meremukkan, mematahkan dan memunculkan tulang pahaku ke dunia. Lantas setelah periode kelemahan lengan kanan yang sempat membuatku frustasi, Gusti Allah akhirnya kembali menggerakkan tangan kananku.
Salah satu implikasi dari kejadian itu adalah :
Seharusnya aku tidak boleh sedih dengan apapun yang terjadi dalam hidup. Apapun yang kudapat hari ini, itu jauh lebih baik daripada kematian yang hampir saja kupilih. Hari ini adalah sebuah bonus… Ekstra time yang sangat-sangat berharga…
Termasuk kesempatan untuk bermimpi, menulis, sekolah lagi, dan bertemu dengan ketiga anak-anakku : Cinta, Lintang, Langit….
Implikasi yang lain adalah, seharusnya aku cukup arif untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan berusaha jadi orang baik. Tapi sayangnya, kadang aku melupakannya… It’s too bad, isn’t it? 😦
Semoga Allah mengampuniku….
Filed under: perjalanan | Tagged: anak-anakku, Bonus, ekstra time |
Tinggalkan Balasan