Penyakitku kumat lagi. Bukan. Bukan ayan ataupun stress akibat terlalu banyak tugas. Tapi penyakit beli buku. Masak dalam 2 hari berturut-turut mampir ke Toga Mas terus 😦 .
Kemarin sebenarnya cuma mau beli peta kota Surabaya. Tapi malah gak jadi, karena tidakada peta yang lengkap ttg daerah Surabaya barat dan Benowo. Yo wis.
Trus pas pegang2 Eleven Minutes-nya Paulo Coelho, nggak sengaja ketemu bukunya Kang Sobary. Tinggal satu di Toga Mas. Baca sekilas, isinya menurutku bagus . Bingung mau pilih mana, nekat saja tak buka sampul plastiknya Eleven Minutes. 🙂 Maaf….
Hmm. Entah kenapa belum ada ‘chemistry’ dengan novel Coelho yang ini. Akhirnya Sang Musafirlah yang ditakdirkan Allah terbawa olehku ke kasir.
Sebelum membacanya jadi ingat kata-kata Kang Mohamad Sobary di Kompas beberapa tahun lalu. Saat itu aku masih PTT di Grabag, Magelang. Kalo gak salah : “Beragama tidak dengan sorban dan jubah. Tapi beragama ada di dalam hati yang tunduk.”
Filed under: perjalanan | Tagged: Buku, Sang Musafir |
Wah sayang baru tahu sdh ada novel kang sobary yg baru. mestinya bisa jd sangu ke Jepang nih.. so, tulis kesannya juga dong…:D
gimana hasil membaca bukunya??
bagus yah…
saya suka ..karena disini Pak Sobary menjadi “pelaku reformasi”…bukan yg berkoar2 dengan toa di dpn pagar…bukan dgn anarki..bukan dgn berusaha hanya sampe “merusak pagar”..
tapi menjadi yg “minoritas” disistem lembaga dgn pola ke”negeri”an…berusaha memperbaikinya…sendiri…tidak dengan kekuatan “tenaga” atau “jumlah”..
tapi dengan niat baik 🙂
itu seh yg saya cerna dari bukunya
gimana dgn anda??